Asper Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Gunung Slamet Timur, Kusnadi menjelaskan, pihaknya juga telah membuat jadwal piket bergilir dan secara khusus akan melakukan pemantauan terhadap kemungkinan terjadinya kebakaran di hutan Gunung Slamet. Upaya ini untuk mendapatkan informasi secepat mungkin jika terjadi kebakaran. "Kami juga bekerja sama dengan Pemkab, tim SAR dan LMDH untuk melakukan langkah antisipasi terjadinya kasus kebakaran," ungkapnya, kemarin.
Jika secara internal Perhutani melakukan penjadwalan piket dan mendirikan sejumlah posko bersama, secara eksternal Perhutani juga melakukan pembinaan terhadap para pendaki yang akan mendaki gunung. Pihaknya menghimbau kepada para pendaki untuk memadamkan api unggun yang telah dipakai dengan cara menimbun tanah.
Menurut dia, biasanya para pendaki hanya memadamkan api dengan cara diinjak-injak dan mereka berpikiran api telah padam. Padahal lanjut dia, api tersebut dimungkinkan belum padam dan masih dapat menyala lagi, "Untuk membuat api unggun, pendaki perlu membuat lokasi yang akan digunakan sebagai tempat api dengan diameter 1x1 meter. Dan sekelilingnya harus terbebas dari semak-semak belukar yang dapat terbakar,'kata dia.-PQPA Byt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar