Suara Merdeka, 17/07/09 - Lima titik di kawasan hutan KPH Banyumas Timur rawan kebakaran di musim kemarau. Empat dari lima titik rawan itu berada di seputar Gunung Slamet. Kelima titik itu merupakan rawan kebakaran secara alamiah karena kekeringan akibat kemarau. Gesekan antar pohon bisa menimbulkan percikan api yang berakibat terjadinya kebakaran. Administratur/KKPH Banyumas Timur, Ir.Andi Riana,MSi kemarin mengatakan, empat titik rawan di seputar Gunung Slamet itu ada di jalur pendakian dari Bambangan, daerah puncuk gunung bekas letusan saat Gunung Slamet meningkat aktivitasnya, perbatasan hutan sebelum puncak yang ada antara Kabupaten Brebes dan Banyumas, perbatasan antara hutan damar dengan hutan alam di jalur pendakian Pancuran Tujuh. Satu titik rawan lagi ada di kawasan hutan di wilayah Jatilawang.
Kawasan Gunung Slamet jadi fokus perhatian, karena bila ada kebakaran di kawasan gunung itu, tak hanya menjadi isu lokal, tapi jadi perhatian dunia internasional. sebab, di kawasan hutan Gunung Slamet ada owa (kera tak berekor) yang kini dilindungi karena di dunia sudah terbatas jumlahnya.
Andi Riana mengakui, selain titik rawan kebakaran karena alam, beberapa tahun lalu juga ada kawasan hutan seperti di Kalirajut mengalami kebakaran. Tapi kebakaran di lokasi itu akibat human error bukan karena faktor alam. "Yang harus diantisipasi adalah titik rawan kebakaran karena faktor alam. Sebab tanpa ada human error, karena faktor alam, seperti kering dan terjadi gesekan secara alamiah bisa terjadi kebakaran. Kalau kebakaran karena faktor manusia bisa dicegah".
Di titik rawan kebakaran itu, kata beliau, Perhutani KPH Banyumas Timur telah membentuk Satuan Pengendalian Kebakaran dan mendirikan posko untuk memantau kondisi di lapangan. Bila di titik rawan kebakaran karena faktor alam terjadi, bisa segera diatasi dan dilaporkan.-PQPA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar