" STOP ILEGAL LOGGING, REMEMBER GLOBAL WARMING "




Selasa, September 29, 2009

Arenisasi KPH Banyumas Timur

Bina Edisi 07/September 2009 - KPH Banyumas Timur yang wilayahnya sebagian luas berada di kaki Gunung Slamet, diatas 750 dpl, merupakan daerah yang sub DAS dan beberapa DAS besar seperti Serayu, memiliki kekayaan flora dan fauna. Bahkan dari kakayaan hayati yang ada, termasuk DAS yang ada telah dikelola, menjadi asset tersendiri bagi KPH yang masih berstatus KPH Pembangunan ini.  Mengingat, sebagai hulu yang mempengaruhi kondisi iklim dan ketersediaan air, diperlukan perlindungan terhadap daerah-daerah tertentu untuk mencukupi kebutuhan ekologi dan air bagi masyarakat, terutama yang ada diperkotaan dan daerah hilir. Sebagai upaya melindungi ketersediaan kebutuhan ekologi dan air, KPH Banyumas Timur telah dan terus melakukan penanaman pohon aren pada daerah-daerah tertentu, terutama sepanjang sungai dan sumber-sumber mata air.

 


Sedikitnya 5.000 batang pohon aren dalam waktu dekat ini, telah tertanam di wilayah KPH Banyumas Timur. Selain itu, menurut Adm/KKPH Banyumas Timur, Ir.Andi Riana,MSi, didampingi Wakil Adm Ir. Teguh Jati, Kaur Humas Suparto, mengatakan, selain aspek konservasi terutama di kawasan Gunung Slamet Barat (Baturaden), dan Karangkobar, juga dalam upaya menghidupkan kembali sentra-sentra kerajinan gula aren yang banyak didapat di wilayah ini.Menurut Ir.Andi Riana,MSi, tahun 2008, telah tertanam pohon aren seluas 99,4 ha dan tahun ini 2009 seluas 79,2 ha dengan jarak tanam 7x7 m sepanjang tepi sungai yang dimaksudkan sebagai Kawasan Perlindungan Setempat (KPS). Dibudidayakannya aren, karena pohon ini sangat tepat sebagai pelindung sumber air, juga sudah banyak terdapat di kawasan hutan KPH Banyumas Timur. Hingga saat ini, dilaksanakan cara cemplongan. Namun pasti, nantinya bisa di-PHBM-kan, mengingat lokasi tanaman, juga berada pada kawasan PHBM yang dikelola LMDH, mengingat lokasi tanaman, juga berada pada kawasan PHBM yang dikelola LMDH. Mengingat, selain sebagai konservasi, perlindungan air, aren juga bisa sebagai bahan pangan, juga bisa jadi bahan industri energi, sebagai Bio Etanol, Ujar Andi.Ditambahkannya, keanekaragaman hayati KPH Banyumas Timur, mencakup flora banyak tumbuh tanaman dan bunga termasuk sangat spesifik, yaitu Bunga Kantong Semar. Dalam kekayaan flora, diwujudkan dengan dimilikinya kebun raya. Kekayaan fauna masih terdapatnya banyak rusa, secara otomatis, kalau masih banyak rusa, juga dipastikan ada harimau, juga dimungkinkan masih terdapat badak bercula satu di perbatasan Brebes, seperti dikatakan masyarakat Cipendok.Selain kekayaan itu, KPH Banyumas memiliki kekayaan sekaligus keindahan alamnya yang menjadi objek-objek wisata, seperti sumber air panas pancuran tiga, pancuran tujuh, tlaga sunyi sebagai sumber mata air dan wana wisata. Wisata religius, padepokan jambu 5 dan jembe 7 di Gunung Selaok. Air terjun, Curug Cipendok juga kawasan lindung, dengan tanaman dammar yang sangat rimbun dan menjadi daya tarik tersendiri para wisatawan di Baturaden. Bahkan, KPH Banyumas Timur ini juga memiliki potensi panas bumi. Semua ini, menjadikan banyak pihak merasa bergantung dan memiliki sehingga mereka juga ikut bertanggung jawab menjaga keamanan asset-aset Perhutani tersebut. Makanya, kondisi keamana cukup mantap, dengan indikasi trend menurunnya tingkat kerawanan hutan yang ada. Ini semua tidak lepas dari jalannya dan kontribusi LMDH yang melaksanakan PHBMnya. Kasus tenurial, di KPH Banyumas Timur, juga tidak menonjol, tidak seperti di wilayah lain.Sebelum mengakhiri perbincangannya dengan BINA, Suparto, Kaur Humas yang mendampingi Ir.Andi Riana,Msi, menyebutkan aset wisata yang dimiliki oleh KPH Banyumas Timur antara lain adalah :Traditional Javanese Aromatheraphy SPA, Hotel dan Villa, Air panas pancuran 7 dan 3, Wana Wisata dan Kebun Raya, Telaga Sunyi, Outbond centre, wisata desa, Jungle track dan wisata anak cerdas serta Program Penghijauan serta obyek-obyek menarik lainnya yang laik untuk dikembangkan.-PQPA

Serah Terima Fisik Wakil Adm dan Kasi PSDH Banyumas Timur

KPH Banyumas Timur - "Makna dari serah terima fisik merupakan simbol dari pertanggungjawaban yg telah diemban oleh seorang pejabat agar untuk kedepannya yang sudah dilakukan menjadi lebih baik lagi" menurut Administratur/KKPH Banyumas Timur,Ir.Andi Riana,MSi dalam sambutannya pada acara serah terima fisik Wakil Adm/KSKPH Ir. Teguh Jati Waluyo (promosi sbg Kasi Perbenihan Unit I Semarang) kepada Dedi Supriyadi,S.Hut,MM dan Kasi PSDH Untoro Tri Kurniawan,S.Hut (promosi sbg Wakil Adm/KSKPH Randublatung wilayah selatan) kepada Arifin Heryanto,BscF pada tanggal 08 September 2009 bertempat di Ruang Pertemuan KPH Banyumas Timur. Selanjutnya beliau menambahkan bahwa langkah awal yang diperlukan setelah serah terima fisik adalah mempelajari berkas yang diterima, agar sesuatu yang baru tidak memulai lagi dari awal sehingga langkah yg dilakukan untuk kedepan lebih terarah. Selain itu Administratur berpesan bahwa promosi/mutasi justru harus lebih meningkatkan kinerja dan tidak menjadi suatu kendala dalam bekerja.-PQPA

Kerugian Keamanan Hutan Capai RP.3 M

Suara Merdeka, 11/08/09 - Kepala Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah Ir.Heru Siswanto,MBA mengatakan, kerugian akibat gangguan keamanan hutan dari Januari - Juli 2009 di wilayahnya mencapai Rp.3 miliar. Kerugian yang disebabkan pembalakan liar, pencurian dan sebagainya itu mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun 2008. Pada periode 2008, kerugian mencapai Rp.5 miliar. "Kerugian akibat gangguan keamanan hutan di Perum Perhutani Unit I Jateng tahun ini menurun sekitar 30 %," kata dia kepada wartawan usai penandatanganan MoU kemitraan kewirausahaan dengan Rektor Unsoed, Prof Dr.Soedjarwo kemarin. Dia mengatakan, berapa jumlah tunggakan yang hilang akibat ilegal loging tak hafal datanya. Tapi dilihat dari jumlah laporan polisi, tahun 2009 tunggakan perkara kasus ilegal loging lebih sedikit dibandingkan tahun 2008. "Ini menunjukkan dari tahun ke tahun jumlah gangguan keamanan di kawasan hutan Perhutani makin berkurang. Pencapaian itu menunjukkan koordinasi antara jajaran Polri dan Perhutani di Jatengsudah bagus,"katanya.


Kerja sama antara Perhutani Unit I Jateng, dengan Polda Jateng yang sekarangberjalan sudah sejalan dengan MoU yang telah dilakukan Kapolri dengan Dirut Perhutani di Jakarta.

Kerja sama tersebut tiap tahun dievaluasi. Untuk tahun 2009 MoU telah ditanda tangani pada bulan Maret lalu. Antara Polri dan Perhutani telah sepakat untuk melakukan kegiatan penanggulangan ilegal logging. Bentuknya melakukan operasi, baik yang berupa tindakan pre-emtif, preventif maupun represif. Kegiatan operasi untuk mengatasi pembalakan liar misalnya dilakukan baik di kawasan hutan maupun di luar kawasan hutan.

Di samping operasi yang dilakukan bersama dengan kepolisian, kata dia, untuk mencegah terjadinya pembalakan liar, Perhutani secara rutin juga melakukan patroli. Patroli di kawasan hutan dan di luar kawasan seperti di jalan atau tempat-tempat penggergajian kayu dan industri berbasis kayu ditingkatkan.

Apabila dalm patroli yang dilakukan personel Perhutani berhasil menangkap pelaku pembalakan liar, para tersangka diserahkan ke polisi untuk proses lebih lanjut.-PQPA

Didirikan Posko di Hutan Gunung Slamet

Suara Merdeka, 05/08/09 - Perhutani mendirikan sejumlah posko di wilayah hutan Gunung Slamet. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah antisipasi agar kebakaran yang terjadi tahun lalu di wilayah itu, tidak terulang. Posko-posko didirikan di beberapa titik seperti, di depan rumah dinas Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Serang, bekerja sama dengan instansi lain di pos pendakian Bambangan dan Pos I di perbatasan wilayah hutan Pekalongan Barat dan Banyumas Timur bekerja sama dengan komunitas pendaki Gunung Slamet Purbalingga.

Asper Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Gunung Slamet Timur, Kusnadi menjelaskan, pihaknya juga telah membuat jadwal piket bergilir dan secara khusus akan melakukan pemantauan terhadap kemungkinan terjadinya kebakaran di hutan Gunung Slamet. Upaya ini untuk mendapatkan informasi secepat mungkin jika terjadi kebakaran. "Kami juga bekerja sama dengan Pemkab, tim SAR dan LMDH untuk melakukan langkah antisipasi terjadinya kasus kebakaran," ungkapnya, kemarin.

Jika secara internal Perhutani melakukan penjadwalan piket dan mendirikan sejumlah posko bersama, secara eksternal Perhutani juga melakukan pembinaan terhadap para pendaki yang akan mendaki gunung. Pihaknya menghimbau kepada para pendaki untuk memadamkan api unggun yang telah dipakai dengan cara menimbun tanah.

Menurut dia, biasanya para pendaki hanya memadamkan api dengan cara diinjak-injak dan mereka berpikiran api telah padam. Padahal lanjut dia, api tersebut dimungkinkan belum padam dan masih dapat menyala lagi, "Untuk membuat api unggun, pendaki perlu membuat lokasi yang akan digunakan sebagai tempat api dengan diameter 1x1 meter. Dan sekelilingnya harus terbebas dari semak-semak belukar yang dapat terbakar,'kata dia.-PQPA Byt

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

Oleh : Prima Quartanto PA  

Apakah SIG itu ? SIG  mulai dikenal pada awal tahun 1980-an. Sejalan dengan berkembangnya perangkat computer, baik perangkat lunak maupun perangkat keras – SIG berkembang sangat pesat pada tahun 1990-an. Secara umum SIG atau Geographic Information System (GIS), merupakan suatu system (berbasiskan computer) yang digunakan untuk menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena-fenomena dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. 


Dengan demikian, SIG merupakan system computer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam menangani data yang bereferensi geografis :

a.       Masukan

b.       Keluaran

c.        Manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data)

d.       Analisis dan manipulasi data

 

Apa yang dapat dilakukan oleh SIG ?Meskipun dengan SIG kita mampu membuat dan menampilkan peta, tetapi masih banyak hal lain yang bisa dikerjakannya. Aplikasi SIG yang baik adalah apabila alikasi tersebut dapat menjawab salah satu atau lebih dari 5 (lima) pertanyaan dasar dibawah ini, yaitu :

a.       Lokasi, dapat dipergunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai lokasi tertentu.

b.       Kondisi, dapat dipergunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai kondisi dari suatu lokasi.

c.        Tren, untuk melihat tren dari suatu keadaan.

d.       Pola, dapat dipergunakan untuk membaca gejala-gejala alam dan mempelajarinya.

e.       Pemodelan, dapat dipergunakan untuk menyimpan kondisi-kondisi tertentu dan mempergunakannya untuk memprediksi keadaan di masa yang akan datang maupun memperkirakan apa yang terjadi pada masa lalu. 

Jenis dasar informasi peta

Peta digital menyimpan 2 (dua) jenis informasi dasar, yaitu :

a.       Point/titik, adalah lokasi diskrit, biasanya digambarkan sebagai symbol atau label. Menggambarkan suatu feature yang batas atau bentuknya terlalu kecil untuk ditampilkan dalam garis atau luasan. Point biasanya juga digunakan untuk menggambarkan lokasi yang tidak mempunyai luasan seperti titik tinggi atau puncak gunung.

b.       Line atau arc/garis, adalah feature yang dibentuk oleh sekumpulan koordinat yang saling berhubungan. Menggambarkan feature linier di peta yang terlalu sempit untuk digambarkan sebagai luasan atau untuk menggambarkan feature yang tidak mempunyai lebar, seperti garis kontur.

c.        Polygon/luasan (area), adalah feature luasan yang dibentuk dari garis yang tertutup menggambarkan suatu area yang homogen. Biasanya digunakan untuk menggambarkan suatu feature seperti batas negara, kecamatan, danau dsb.

Pemetaan secara komputerisasi dan analisa keruangan telah dikembangkan secara serempak di beberapa bidang/disiplin. Hal ini tidak akan mencapai hasil yang baik tanpa kerjasama antar masing-masing bidang tersebut, berbagai bidang yang terlibat dalam pengembangan SIG diantaranya yaitu :

·          Pemetaan tanah

·          Pemetaan kartografi dan peta tematik

·          Ukur tanah dan fotogrametri

·          Penginderaan jauh dan analisa citra

·          Ilmu komputer

·          Ilmu tanah

·          Geografi

Beberapa contoh aplikasi SIG dalam perencanaan sumber daya alam yaitu :

·          Pengelolaan dan perencanaan penggunaan lahan

·          Eksplorasi mineral

·          Studi dampak lingkungan

·          Pengelolaan sumberdaya air

·          Pemetaan bahaya/bencana alam

·          Pengelolaan hutan dan kehidupan satwa

·          Studi degradasi tanah

Berdasarkan sejarah perkembangannya, SIG dengan cepat menjadi peralatan utama dalam pengelolaan sumber daya alam. SIG banyak digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dengan menunjukan bermacam-macam pilihan dalam perencanaan pembangunan dan konservasi.

 

5 Titik di Gunung Slamet Rawan Kebakaran

Suara Merdeka, 17/07/09 - Lima titik di kawasan hutan KPH Banyumas Timur rawan kebakaran di musim kemarau. Empat dari lima titik rawan itu berada di seputar Gunung Slamet. Kelima titik itu merupakan rawan kebakaran secara alamiah karena kekeringan akibat kemarau. Gesekan antar pohon bisa menimbulkan percikan api yang berakibat terjadinya kebakaran. Administratur/KKPH Banyumas Timur, Ir.Andi Riana,MSi kemarin mengatakan, empat titik rawan di seputar Gunung Slamet itu ada di jalur pendakian dari Bambangan, daerah puncuk gunung bekas letusan saat Gunung Slamet meningkat aktivitasnya, perbatasan hutan sebelum puncak yang ada antara Kabupaten Brebes dan Banyumas, perbatasan antara hutan damar dengan hutan alam di jalur pendakian Pancuran Tujuh. Satu titik rawan lagi ada di kawasan hutan di wilayah Jatilawang.


Kawasan Gunung Slamet jadi fokus perhatian, karena bila ada kebakaran di kawasan gunung itu, tak hanya menjadi isu lokal, tapi jadi perhatian dunia internasional. sebab, di kawasan hutan Gunung Slamet ada owa (kera tak berekor) yang kini dilindungi karena di dunia sudah terbatas jumlahnya.

Andi Riana mengakui, selain titik rawan kebakaran karena alam, beberapa tahun lalu juga ada kawasan hutan seperti di Kalirajut mengalami kebakaran. Tapi kebakaran di lokasi itu akibat human error bukan karena faktor alam. "Yang harus diantisipasi adalah titik rawan kebakaran karena faktor alam. Sebab tanpa ada human error, karena faktor alam, seperti kering dan terjadi gesekan secara alamiah bisa terjadi kebakaran. Kalau kebakaran karena faktor manusia bisa dicegah".

Di titik rawan kebakaran itu, kata beliau, Perhutani KPH Banyumas Timur telah membentuk Satuan Pengendalian Kebakaran dan mendirikan posko untuk memantau kondisi di lapangan. Bila di titik rawan kebakaran karena faktor alam terjadi, bisa segera diatasi dan dilaporkan.-PQPA

RAIMUNA Daerah Ke 10 Kwarda 11 Jawa Tengah

KPH Banyumas Timur - Pada Tanggal 11 s/d 16 Juli 2009 dilaksanakan Raimuna Daerah ke 10 Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah bertempat di Pantai Indah Widarapayung Kecamatan Binangun dengan tema "Rajin Trampil dan Gembira Untuk Indonesia".Peserta Raimuna Daerah sebanyak 842 orang Putra/Putri terdiri dari 35 utusan Daerah/Kwarda se-Jawa Tengah.


Upacara pembukaan dilaksanakan pada hari Minggu, 12 Juli 2009 Pukul 10.00 WIB di lapangan utama Bumi Perkemahan Pantai Indah Widarapayung oleh Gubernur Jawa Tengah Bp.Bibit Waluyo.

Dilanjutkan peninjauan ke pameran/Stand yang diikuti utusan Saka termasuk SAKA WANA BHAKTI KWARDA 11 Jawa Tengah yang ber-moto-kan "HUTAN LESTARI, RAKYATKU MUKTI.

Dalam pesan/kesannya di Stand SAKA WANA BHAKTI, Gubernur Jawa Tengah yang didampingi oleh Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Tengah dan Administratur/KKPH Banyumas Timur mengatakan bahwa "Kembangkan jenis dan kemampuan/ketrampilan SAKA WANA BHAKTI.-PQPA Byt

Direksi Sudah Ambil Langkah Perbaikan

Duta Rimba Edisi 30 - Diakui Plt Perum Perhutani Upik Rosalina, pada 2008, kondisi Perum Perhutani memang banyak kelamahan. Namun, langkah perbaikan sudah diambil dengan dibentuknya tim transformasi perusahaan. Dan sekarang juga sudah dibentuk tim agroforestry, tim management informasi dan lainnya. "Kami menyadari bila tidak berubah maka posisi Perum Perhutani yang sekarang ditandai dengan bintang merah bisa menjadi bangkrut. Kita sudah melihat sasaran bisnis lain pada 2008. Bisnis log kita ganti menjadi industrialisasi. Kita juga akan mengoptimalkan agroforestry dan ekowisata" katanya.

 


Kesulitan yang dihadapi Perhutani, menurut Upik, sebagian dikontribusi oleh kondisi pada saat berlangsungnya reformasi pada 1998 lalu yang meninggalkan tanah kosong seluas 340 ribu hektare. Tanah Kosong ini, pada 2009, akan selesai ditanami. Tetapi ada beberapa areal yang berbatu dan jurang yang tidak bisa direboisasi. "Kita lakukan reboisasi per tahun 100 ribu ha tetap tahun 2007 kita lakukan 200 ribu ha. Tahun 2008 dan 2009 turun lagi karena tanah kosong kita sudah selesai. Terakhir 2009 ditanami 77 ribu ha" tuturnya.

Kedepan, seperti yang diarahkan Dewan Pengawas, Perum Perhutani akan berkonsentrasi untuk mengoptimal hasil hutan non kayu. Potensi-potensi hutan lainnya yang dapat meningkatkan penghasilan perusahaan akan terus digarap.

Pada 2009, menurut rencana, laba usaha Perhutani diharapkan lebih baik. Meski Jatah Penebangan Tahunan (JPT) berkurang, tetapi direksi akan coba menaikkan nilai tambah. Kita harapkan dengan kondisi demikian tetap bisa lebih baik lagi. Selama ii, Perhutani juga berkontribusi menyediakan kesempatan kerja yang kalau diuangkan bisa mencapai Rp. 51 miliar, penyediaan pangan 660 ribu ton kalau diuangkan mencapai Rp.660 miliar. Jadi, total lebih dari Rp. 1 triliun dana kontribusi Perhutani yang bergerak di masyarakat.

Sesuai arahan Menneg BUMN dan Dewas, Direksi Perhutani akan mengembangkan potensi agroforestry seperti sorgum juga bioetanol, pengembangan wisata secara integral dan hutan rakyat. "Kami juga akan melakukan pengendalian biaya. Mulai monitoring online system, perjalanan dinas dan sebagainya. Posisi yang kosong dari pensiun tidak diisi dulu sementara tapi sesuai keperluan dan kebutuhan. Jadi kita akan rekrut 150 orang tergantung kebutuhan. Saat ini ada 27.000 pegawai Perhutani.Kalau pegawai tetap ada 14.000 orang, Pegawai harian 13.000 di seluruh Jawa. Sama dengan satu PTPN," jelas Upik.-Redaksi DR

Serah Terima Jabatan Asper/KBKPH Karangkobar dan KSS PHBM & Binling

KPH Banyumas Timur - Bertempat di gedung pertemuan pasar manis KPH Banyumas Timur pada tanggal 4 Juli 2009, Administratur / KKPH Banyumas Timur Ir.Andi Riana,MSi melantik sejumlah pejabat baru di lingkungan KPH Banyumas Timur. Adapun pejabat yang dilantik antara lain Joko Wahono (Asper/KBKPH Karangkobar) menggantikan Harjono, yang alih tugas/mutasi sebagai Asper/KBKPH Kedungjati KPH Pemalang dan Rahman Purwanto ( KSS PHBM dan Binling KPH Banyumas Timur) menggantikan Sumarto yang alih tugas/mutasi sebagai Asper / KBKPH Rawa Barat KPH Banyumas Barat Dalam acara tersebut dihadiri oleh Wakil Administratur / KSKPH, Kasi PSDH, Asper/ KBKPH, Kaur dan segenap KRPH di wilayah KPH Banyumas Timur. Administratur / KKPH Banyumas Timur dalam sambutannya mengatakan bahwa mutasi dan promosi adalah merupakan sesuatu yang harus di lakukan untuk memenuhi formasi tugas yang dibutuhkan oleh Perusahaan, serta dalam menerapkan melaksanakan tugas tersebut harus selalu ingat dan memegang prinsip-prinsip Good Corporate Governance.-PQPA;Byt &

Perkembangan PHBM KPH Banyumas Timur

KPH Banyumas Timur - PHBM merupakan sebuah proses sosial dalam rangka mewujudkan hutan lestari dan masyarakat sejahtera. Dengan wilayah hutan seluas : 46.624,20 Ha yang berada di pangkuan 160 desa, maka untuk implementasi PHBM, Perum Perhutani KPH Banyumas Timur bekerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yaitu : LSM Kembang Mas dan Yayasan Argowilis. Kerjasama dilakukan dalam proses pembentukan LMDH, penguatan kelembagaan masyarakat desa hutan dan pengembangan usaha produktif. Kerjasama berjalan cukup efektif dan tepat sasaran, sehingga dalam kurun waktu 5 (lima) tahun (2004-2008) semua desa hutan di wilayah pangkuan KPH Banyumas Timur telah mengikat perjanjian PHBM.

Perkembangan pembentukan LMDH di KPH Banyumas Timur sampai saat ini adalah :

· Kabupaten Banyumas = 55 LMDH

· Kabupaten Cilacap = 12 LMDH

· Kabupaten Purbalingga = 33 LMDH

· Kabupaten Banjarnegara = 60 LMDH

= 160 LMDH

Kegiatan LMDH dalam PHBM di KPH Banyumas Timur meliputi kegiatan di dalam kawasan hutan maupun di luar kawasan hutan, antara lain :Kegiatan di dalam kawasan hutan berupa Pemanfaatan Lahan Dibawah Tegakan (PLDT)a) Tanaman Empon-empon (Kapulaga) seluas 62,7 Ha ; LMDH Usaha Muktib) Tanaman Glagah jenis Arjuna seluas 472,2 Ha ; LMDH wilayah BKPH Gn.Sl.Timurc) Tanaman Nilam seluas 110 Ha ; LMDH Argo Nilamd) Tanaman Salak oleh LMDH Sida Muktie) Tanaman Rumput Gajah (hijauan makanan ternak) seluas 9 Ha ; LMDH Madyo Larasf) Tanaman semusim (Palawija) seluas 190,9 Ha ; LMDH Gunung Slametg) Tanaman Kopi Arabika seluas 9,6 Ha ; LMDH Argo Mula SariSedangkan kegiatan di luar kawasan hutan berupa :a) Peternakan Kambing oleh LMDH Argo Mulya Sari dan LMDH Subur Makmurb) Peternakan Sapi oleh LMDH Wana Lestari dan LMDH Madyo Larasc) Perikanan Air tawar oleh LMDH Madyo Larasd) Hutan Rakyat oleh LMDh Cipendok Mas, Maju Makmur, Argo Nilam seluas 39 Ha

Industri kecil dan kerajinan bambu oleh LMDH Tanjung Wana Karya dan Buana Putri

Kegiatan yang dimaksud merupakan bentuk kepedulian Perum Perhutani KPH Banyumas Timur dalam ikut mensejahterakan masyarakat sekitar hutan.Dalam Program Kemitraan & Bina Lingkungan (PKBL) KPH Banyumas Timur telah menyalurkan dana kepada Mitra binaan sampai dengan tahun 2008 sebanyak 172 mitra binaan yang tersebar di 4 kabupaten dengan jumlah dana sebesar Rp.1.256.125.000,- sedangkan dari kegiatan berbagi hasil hutan kayu dan non kayu yang merupakan implementasi program PHBM, KPH Banyumas Timur telah menyerahkan sharing untuk tahun 2008 sebesar Rp.316.425.705,- kepada 134 LMDH.-PQPA'Byt

Mantapkan Perencanaan Melalui Pelatihan

KPH Banyumas Timur - Bertempat di halaman Asrama Polhutmob KPH Banyumas Timur Tambaknegara, Administratur/KKPH Banyumas Timur (Ir.Andi Riana,MSi) menyelenggarakan pelatihan/Job Training Perencanaan Hutan yang dilaksanakan tanggal 4 Juni 2009.Acara diikuti 100 orang yang terdiri dari Administratur, Wakil Adm, Kasi PSDH beserta staf, segenap Asper/KBKPH, segenap KRPH dan mandor dalam wlayah KPH Banyumas Timur. Sebagai nara sumbernya yaitu petugas dari SPH II Yogyakarta yang diwakili oleh KSS wilayah (Bp.Tulus Suhadi).


Ir.Andi Riana,MSi menyampaikan bahwa keberhasilan pengelolaan SDH berawal dari perencanaan yang mantap dan akurat. Fakta yang terjadi masih dijumpai perubahan RTT pada tahun berjalan, kurangnya pengetahuan petugas lapangan terhadap proses RTT, Asper yang mengeluh karena jumlah pohon dan target getah yang tinggi, timbulnya TPR/TK baru atau lokasi yang open plek. Dengan kondisi ini maka perlu petugas lapangan (Mandor, KRPH dan Asper) dibekali pengetahuan perencanaan dan prakteknya di lapangan.

Kegiatan pelatihan perencanaan ini juga dilakukan praktek lapangan di petak 44 d RPH Kalirajut BKPH Kebasen yang dipandu oleh KSS SPH II. Praktek lapangan difokuskan dalam cara penetuan kelas hutan TPR dan cara penanganannya sehingga terjadi persamaan persepsi antara petugas lapangan dan SPH. Acara diakhiri dengan diskusi yang dipandu oleh Untoro T Kurniawan,S.Hut (Kasi PSDH) guna persamaan persepsi dan mencari solusi terhadap permasalahan yang timbul di lapangan. - PQPA'Byt

Behind The Scene - Film Dokumenter TVRI di Perhutani

KPH Banyumas Timur - Dalam rangka lomba siaran acara TVRI tingkat nasional, LPP TVRI Jawa Tengah pada tanggal 14 Juni 2009 membuat paket features Pelestarian Hutan dengan thema "BUMI HIJAU AIRPUN BERKILAU".

Pengambilan gambar (shoting) dilaksanakan di obyek wisata air OWABONG desa Bojongsari - Purbalingga dan petak 21 a RPH Serang BKPH Gunung Slamet Timur.

Dari mata air yang berada di petak 21 a RPH Serang tersebut inilah yang menunjang kebutuhan air OWABONG dan menghidupi masyrakat sekitar dimana air tersebut mengalir.

Dengan adanya film dokumenter yang ditayangkan TVRI ini, maka diharapkan masyarakat sekitar hutan dan para pihak iktu peduli terhadap hutan serta selalu ikut menjaga kelestariannya sehingga sumber mata air tetap terjaga dengan baik. - PQPA'Byt